Tuesday, December 23, 2014

Keistimewaan di Balik Hari Senin dan Kamis

Mengapa hari Senin dan Kamis dijadikan khusus sebagai hari berpuasa? Untuk apa kita berpuasa Senin dan Kamis? Kenapa bukan hari-hari lainnya? Dalam Islam, kita mengenal ada hari-hari istimewa, malam-malam istimewa dan bulan-bulan istimewa. Hari Jumat diagungkan dan diutamakan dari hari-hari lainnya, malam Lailatul Qadar diistimewakan atas malam-malam lainnya. Bulan Ramadhan dipilih dari bulan-bulan lainnya. Mengapa bisa demikian? Itu disebabkan pada hari itu telah terjadi peristiwa khusus yang kemudian menjadikan hari itu istimewa. Hari Jumat diagungkan dan diutamakan dari hari-hari lainnya karena ia merupakan hari raya mingguan umat Islam, hari terbaik yang disinari matahari. Pada hari itu Adam as. diciptakan. Pada hari itu juga dia diturunkan ke bumi dan diwafatkan oleh Allah. Pada hari Jumat kelak hari kiamat akan terjadi; ditiup sangkakala dan semua kaget.

Malam Lailatul Qadar diistimewakan dari malam-malam lainnya karena pada malam itulah Allah menurunkan Al-Qur’an. Bulan Ramadhan dipilih dari bulan-bulan lainnya karena pada bulan itulah Allah menurunkan Kitab-kitab Suci-Nya. Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan. Kitab Taurat diturunkan pada tanggal enam bulan Ramadhan. Kitab Injil diturunkan pada malam ketiga belas bulan Ramadhan. Kitab Zabur pada tanggal delapan belas. Dan Al-Qur’an diturunkan pada tanggal dua pulum empat dari bulan Ramadhan. Jadi, keistimewaan hari itu bukan disebabkan oleh diri hari itu sendiri, tetapi disebabkan karena terdapatnya hal luar yang mempengaruhinya.

Rahasia Hari Senin dan Kamis

Lalu, bagaimana dengan hari Senin dan Kamis? Mengapa Rasulullah Muhammad saw. memberikan contoh berpuasa sunah pada umatnya dengan memilih hari Senin-Kamis? Mengapa harus Senin dan Kamis, bukannya hari Jumat saja misalnya, yang berkedudukan sebagai sayyidul ayyam? Diriwayatkan dari Aisyah ra., ia mengatakan:
"Rasulullah saw. sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis." (HR. Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad)
Jika beliau memilih hari Senin dan Kamis sebagai hari yang dipuasai, pasti ada rahasia di balik kedua hari tersebut. Dan memang hari Senin dan Kamis memiliki historisitas yang agung. Berikut ini beberapa hal penting yang berkaitan dengan hari Senin dan Kamis.

 Hari Jumat diagungkan dan diutamakan dari hari Keistimewaan di Balik Hari Senin dan Kamis

1. Senin dan Kamis: Hari Ketika Amal Para Hamba Diperiksa

Telah lazim kita ketahui dan praktikkan bersama bahwa dalam setiap kegiatan atau aktivitas apa saja yang kita lakukan menyangkut masalah duniawi, baik itu yang lingkupnya kecil atau besar, pasti ada waktunya kita memeriksa, mengoreksi dan mengintrospeksi kembali semua hal-hal yang tellah kita perbuat. Misalnya saja kita bekerja pada sebuah instansi atau lembaga tertentu, maka pada setiap akhir pekan akan selalu ada pemeriksaan oleh pimpinan kita.

Maka demikian pula, semua amal-amal perbuatan kita itu akan mendapatkan pemeriksaan dari Allah sebagai pencipta dan pengatur kehidupan manusia. Setiap gerak langkah dan perbuatan seorang hamba akan diperiksa secara berkala oleh Allah layaknya kita memeriksa amal-amal kita sendiri. Lalu, kapan alam para hamba dihadapkan, dilaporkan dan diperiksa oleh Allah? Disebutkan dalam hadis Nabi saw. bahwa amal-amal para hamba akan dilaporkan dan diperiksa oleh Allah pada tiap bulan Sya'ban dalam setahunnya. Dan pada tiap sepekannya, amal-amal itu akan diperiksa pada hari Senin dan Kamis. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Amal-amal perbuatan itu diajukan (diaudit)pada hari Senin dan Kamis, oleh karena itu aku ingin amal perbuatanku diajukan (diaudit)pada saat aku sedang puasa." (HR Tirmidzi)
Dari keterangan hadis di atas, dapat diketahui bahwa amal-amal manusia akan diperiksa pada setiap tahunnya pada bulan Sya’ban dan dalam setiap sepekannya pada hari senin dan kamis. Jika hari Senin dan Kamis adalah hari diperiksanya amal, maka sudah sepantasnya kalau kita mempersiapkan segala sesuatu serapi dan sebaik mungkin, kalau bisa jangan sampai membuat Sang Pemeriksa marah dan murka pada kita.

2. Senin dan Kamis: Hari Dibukanya Pintu-pintu Surga

Masuk surga adalah dambaan dan impian setiap muslim. Lalu, bagaimana agar kita bisa masuk surga? Jawabannya sudah pasti kita beriman dan beramal saleh. Iman dan amal saleh adalah kunci utama surga. Maka, untuk mencapai surga, kita harus terus berjuang meningkatkan keimanan dan amal saleh. Kita jangan bosan berbuat kebajikan agar semakin dekat dengan pintu surga. Setiap saat, setiap waktu dan setiap kesempatan harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Terlebih lagi untuk waktu-waktu tertentu yang memang diistimewakan Allah.

Dalam setiap sepekannya, Allah membukakan pintu-pintu surga untuk hamba-Nya pada hari Senin dan Kamis. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka diampuni dalam kedua hari itu setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, kecuali orang yang diantaranya dan saudaranya terdapat permusuhan. Kemudian dikatakan, "lihatlah kedua orang ini hingga keduanya berdamai." (HR. Al-Khatib, Muslim, Abu Daud, Nasa'i, At-Tirmidzi dan Ibnu Hiban).

3. Senin dan Kamis: Hari Lahir dan Wafatnya Rasulullah Muhammad saw

Hari Senin adalah hari yang sangat bersejarah bagi umat manusia bahkan alam semesta. Mengapa? karena pada hari ini kekasih Allah, Muhammad saw dilahirkan ke dunia. Kelahiran beliau menjadi rahmat bagi sekalian alam. Dalam beberapa riwayat disebutkan:
Nabi saw pernah ditanya tentang puasa Senin. Beliau bersabda. "itu adalah hari aku dilahirkan, diangkat menjadi Nabi, dan diturunkan kepadaku Al-Qur'an (pertama kali)" (HR Muslim dari Abu Qatadah Al-Anshari).
(Abu Qatadah) bertanya, "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu tentang puasa Senin dan Kamis?" Rasulullah bersabda, "Pada hari itu aku dilahirkan dan Al-Qur'an diturunkan kepadaku (pertama kali)." (HR Abu Daud dari Abu Qatadah, hadits sahih).
Ibnu Abbas berkata, "Nabi saw dilahirkan pada hari Senin, wafat pada hari Senin, diangkat menjadi Nabi pada hari Senin, melaksanakan hijrah dari Mekah ke Madinah pada hari Senin, sampai di Madinah pada hari Senin, Hajar Aswad diangkat kembali ke tempatnya (juga) pada hari Senin." (HR Ahmad dari Ibnu Abbas).
Demikianlah uraian tentang Rahasia di Balik Hari Senin dan Kamis, semoga bemanfaat.