Tuesday, March 16, 2010

Struktur Kaidah / Unsur Kebahasaan Dari Teks Deskripsi

Seperti yang dijelaskan secara panjang lebar di artikel sebelumnya mengenai teks deskripsi secara lengkap yang mencakup pengertian, ciri-ciri, dan juga contohnya, didalam sebuah teks termasuk teks deskripsi tidak lepas dari yang namanya kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan.

Kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan biasanya berkaitan dengan bagaimana ketentuan mengatur tata cara berbahasa  yaitu  tingkat kesadaran dan kepatuhan akan kaidah-kaidah atau aturan-aturan kebahasaan secara terperinci tergambarkan melalui sikap berbahasa kita, baik saat kita memakai bahasa Indonesia dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk tulisan.

Seperti yang dijelaskan secara panjang lebar di artikel sebelumnya mengenai  Struktur kaidah / unsur kebahasaan dari teks deskripsi


Sebelum saya uraikan secara panjang lebar mengenai unsur atau kaidah kebahasaan teks deskripsi alangkah baiknya saya singgung sedikit apa itu descripsi.

Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti gambaran, perincian, atau pembeberan. Deskripsi yakni karangan yang menggambarkan suatu objek menurut hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya.

Tujuannya yakni pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seakan-akan pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.

Struktur kaidah / unsur kebahasaan dari teks deskripsi

Unsur kebahasaan atau kaidah kebahasaan yang dilibatkan dalam teks deskripsi yaitu:

1. Rujukan Kata

Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memberikan keterkaitan. Rujukan kata bekerjasama dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk)

2. Kata berimbuhan

 Kata berimbuhan yakni kata dasar yang mendapat awalan (prefiks),akhiran (sufiks), dan sisipan (infiks), contohnya:

  • Penari (tari),
  • Berjumlah (jumlah).
  •  Menyanyikan (nyanyi)
  • Berbahasa (bahasa)
  • Bercampur (campur)
  • Menari (tari)

3. Konjungsi  (kata sambung / kata hubung)

Kata hubung (konjungsi) yakni kata yang dipakai sebagai penghubung antar kata, frasa, klausa, atau kalimat.

Fungsi kata hubung (konjungsi)
  • Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.
  • Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Jenis Konjungsi
Jenis Konjungsi Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua:

a. Konjungsi Intra kalimat:
Konjungsi intrakalimat yaitu konjungsi yang dipakai dalam satu kalimat. Contoh: dan, juga (bermakna penambahan), atau (bermakna pilihan), tetapi (bermakna ), karena, sehingga (bermakna sebab-akibat), lalu, kemudian (bermakna kelanjutan).

Contoh konjungsi intra kalimat seperti:
Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk memberikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki- laki.

Kalimat di atas memakai kata hubung (konjungsi) intra kalimat “dan” yang bermakna penamabahan.

b.Konjungsi Antar kalimat

Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang dugunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Contoh: meskipun demikian, dengan demikian, oleh alasannya yakni itu, oleh lantaran itu, akhirnya, selanjutnya, lalu, kemudian.

Contoh penggunaan konjungsi akan tetapi dan oleh lantaran itu antar kalimat :
Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga keraton Jogjakarta. Akan tetapi, ia begitu bersahabat dengan rakyatnya.

Novita ingin mendapat beasiswa prestasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi tinggi. Oleh lantaran itu, ia selalu ulet belajar

4. Kelompok kata (frasa)

Kelompok kata atau frasa yaitu kumpulan kata  2 kata atau lebih yang tersusun dari kata bermakna dan membentuk arti kata baru.
Contoh kelompok kata contohnya : saputangan, takbenda

5.Katabaku dan tidak baku

 Kata baku yakni kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.Sumber utama yang telah ditentukan dalam pemakaian bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI). Kata baku umumnya dipakai dalam kalimat resmi( verbal dan tertulis) sedangkan non-baku atau tidak baku sebaliknya.

Contoh Kumpulan Kata Baku dan Tidak Baku Dalam Bahasa Indonesia

    telur – telor
     aktivitas – jadual
    rezim – rejim
    negeri – negri
    hierarki – hirarki
    bus – bis
     mayit – jenasah
    anugerah – anugrah
    karier – karir
    telepon – telefon
     izin – ijin
    debit – debet
    dekret – dekrit
    museum – musium
     kaus – kaos
    risleting – resleting
    terampil – trampil
    desain – disain
    saraf – sarap
    kempis – kempes
    nomor – nomer
    penggawa – punggawa
    deksripsi – diskripsi
    kerupuk – krupuk
    zamrud – jamrud
    formal – formil
    afdal – afdol
    museum – musium
    apotek – apotik
    nyata – aktuil
    antre – antri
    saraf – sarap
    cedera – cidera
    definisi – difinisi
    cenderamata – cinderamata
    metode – metoda
    atmosfer – atmosfir
    pensil – pinsil
    cendekiawan – cendikiawn
    personel – personil
    zaman – jaman
    malapraktik – malpraktik
    sertifikat – akte


6. Penggunaan karakter kapital dan tanda baca
Teks deskripsi juga tidak lepas dari penggunaan karakter kapital dan tanda baca